Home » » Kisah Anak Yang Membunuh Orang Tuanya

Kisah Anak Yang Membunuh Orang Tuanya

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Pada masa yang lampau, terdapat seorang anak muda yang baik budinya, selain penuh kasih sayang, ia adalah seorang pemuda yang ringan tangan,cekatan, cakap dan rajin bekerja menyelesaikan segala tugas dari menanak nasi, membersihkan rumah, mencari kayu bakar di hutan maupun merawat kedua orang tuanya. Melihat anaknya yang rajin dan bekerja seorang diri, kedua orang tuanya yang telah buta itu mengkhawatirkannya, dan kemudian menawarkan kepada anaknya untuk melamar seorang gadis menjadi istrinya. orang tuanya berharap bila dia telah beristri maka segala baban pekerjaannya dapat di tanggung bersama.

Namun anak muda itu menolak tawaran orang tuanya. "Ibu saya tidak memerlukan bantuan apa-apa,saya sanggup mengerjakan semuanya.Selama ayah dan ibu masih hidup sayalah yang akan menjaga dan merawat ayah dan ibu dengan tangan saya sendiri.
Tetapi setelah didesak berkali-kali akhirnya anak muda itupun tak kuasa lagi menolaknya. ia akhirnya menerima seorang gadis muda untuk menjadi istrinya.
Selama beristri itu, hanya beberapa hari saja istrinya mau merawat kedua orang tuanya. setelah itu dia berkata pada suaminya, bahwa dia tak sanggup lagi untuk merawatnya, dan tak ingin hidup bersama mereka lagi. istrinya tidak senang dengan kehidupan seperti ini dan tidak sanggup lagi menerima kenyataan itu.
Pemuda itu tak menghiraukan ocehan istrinya. Sampai kemudian suatu hari istrinya itu mengambil tanah merah, kulit kayu dan butir-butir gandum yang diterbarkannya dimana-mana, disekitar rumah itu. Ketika suaminya pulang, ditanyakannya kenapa sampai butir-butir gandum itu bertebaran dan siapa yang melakukannya. istrinya menjawab bahwa semua itu dilakukan oleh kedua orang tuanya. hal ini dikatakan terus menerus, sehingga suaminya yang tidak percaya akhirnya jadi percaya akan perkataan istrinya itu.
Akhirnya anak muda itu menjadi kesal dengan kedua orang tuanya dan berjanji kepada istrinya akan membuang kedua orang tuanya. kemudian dengan sebuah kereta yang dihela lembu-lembu. anak muda itu mengajak kedua orang tuanya mengunjungi suatu keluarga yang dikatakannya sangat mengharapkan kedatangan.
Dan ketika berada di tengah jalan menuju sebuah hutan , anak muda itu berkata kepada ayahnya" ayah peganglah tali kekang ini. lembu-lembu ini dapat berjalan ke arah yang kita tuju dengan baik, disini banyak perampok bersembunyi, menunggu orang-orang yang lewat.saya turun dulu melihat keadaan di sekitar tempat ini"
Setelah turun dari kereta dan menyerahkan tali kekang kepada ayahnya, anak muda itu mengarahkan kereta itu masuk kehutan yang amat lebat. lalu dia sendiri membuat keributan seolah-olah ada gerombolan perampok yang akan menyerang. mendengar keributan itu. orang tuanya pun mengira ada segerombolan perampok dan kemudian berteriak agar anaknya segera pergi menyelamatkan diri.
Oleh anak muda teriakan orang tuanya dibalas dengan teriakan kembali seolah-olah memang ada perampok yang datang sambil ia sendiri memukuli kedua orang tuanya dengan tongkat sampai mati.setelah memastikan kedua orang tuanya mati, anak muda itu membuang mayatnya ke dalam hutan yang lebat,setelah melakukan perbuatan yang kejam itu, anak muda itu pulang kerumah. Namun tak lam dia sangat menyesali perbuatannya itu.
Waktu telah berlalu, dari masa ke masa anak itu lalu terlahir pada jaman sang Buddha, dan menjadi siswa sang Buddha yang sangat terkenal memiliki kemampuan gaib, yaitu Mogallana. Karma buruk membunuh kedua orang tuanya itu tetap saja tidak lenyap begitu saja walaupun kini dia telah menjadi mogallana,siswa Buddha yang telah mencapai tingkat kesucian yang mempunyai kemampuan batin yang sangat tinggi.
Mogallana pun tetap harus menerima akibat perbuatan buruknya itu. seperti diketahui, akhirnya mogallana meniggal dalam keadaan tragis, yakni di kepung oleh para penjahat dan dipukuli sampai mati. Hukum karma nyatanya memang terus berlaku menuntaskan segala yang belom selesai,sekalipun orang itu telah mencapai tingkat kesucian, sebagaimana halnya kematian Mogallana.

sumber: http://wihara.com/forum/kisah-kisah-sang-buddha/829-kisah-anak-yang-membunuh-orang-tuanya.html

Dasam Syamsudin 30 Jun, 2011


--
Source: http://cinta-syamsudin.blogspot.com/2011/06/kisah-anak-yang-membunuh-orang-tuanya.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

ARTIKEL TERKAIT:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Vixazi - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger