Tweet |
Ilustrasi |
Pengalaman itu dialami Winardi yang tinggal di Komplek Pejuang Jaya, Bekasi, Jawa Barat. Jumat, 29 Juli 2011 sekitar pukul 08.45 WIB, telepon di rumahnya berdering. Panggilan itu lantas diterima oleh anak tertua Winardi.
"Anak saya yang besar yang mengangkat, habis nerima telepon dia panik, katanya adiknya, Bagas, jatuh di sekolah. Kepalanya luka tapi sudah dibawa ke rumah sakit Mitra Keluarga Bekasi," kata Winardi saat berbincang dengan detikcom pukul 11.00 WIB.
Melalui anak tertuanya, Winardi diminta menghubungi Ibu Nur di nomor 083874814559. Menurut si penelepon, Ibu Nur adalah guru yang membawa Bagas ke rumah sakit. "Saya panik dan langsung menelepon nomor tersebut," katanya.
Panggilan Winardi dijawab oleh seorang perempuan yang langsung menangis tak karu-karuan. Winardi bahkan sampai tidak dapat menangkap jelas apa kata-kata perempuan yang disebut-sebut bernama Ibu Nur itu.
"Tiba-tiba telepon diambil alih oleh seorang laki-laki yang mengaku bernama dr Widodo yang menjelaskan ke saya bahwa anak saya katanya ada benturan di kepala dan cukup parah. Kalau dioperasi mungkin tidak bisa dan untuk menolong anak saya harus dipasang alat bantu," cerita Winardi.
Pria yang mengaku dokter itu lantas meminta Winardi untuk menelepon Farmasi Jaya di nomor telepon 021 236016316 untuk membeli alat bantu tersebut dengan kode resep x2bnc. Menurut dokter itu, alat ini harus dipasang paling lambat 20 menit. Jika tidak, Bagas tidak akan selamat.
"Saya hubungi Farmasi Jaya dan katanya sudah dapat informasi dari Mitra, karena panik saya bilang ke mereka untuk membawa alat itu ke rumah sakit terlebih dulu baru nanti saya bayar," kata Winardi.
Namun pihak Farmasi Jaya mengaku tidak bisa membawa alat tersebut jika Winardi belum mentransfer uang Rp 19 juta untuk membayar alat tersebut. Mereka meminta Winardi untuk mengirim uang ke Rekening Bank Mandiri 1180007128209 atas nama Rico Setiawan.
"Saya sempat bilang ke mereka saya akan transfer Rp 10 juta dulu, sisanya menyusul," kata Winardi.
Beruntung, di sela-sela kepanikannya, Winardi masih bisa berpikir jernih. Winardi merasa peristiwa ini sangat aneh karena mereka seperti memaksanya untuk mentransfer uang Rp 19 juta untuk membayar alat.
"Saya pikir kok aneh banget musti transfer-transfer, lagipula itu nomornya kok kayak handphone. Dan yang paling aneh itu nomor rekeningnya kok atas nama pribadi," begitu pikir Winardi saat itu.
Winardi pun mencoba mengkroscek informasi orang-orang tersebut ke SMP 193 Jakarta Timur, tempat sekolah Bagas. Dan ternyata, kondisi Bagas baik-baik saja, tidak terluka sedikitpun.
"Pihak sekolah bilang katanya modus seperti ini sering, makanya orang tua harus hati-hati. Berutung saya tidak jadi mentransfer Rp 10 juta walaupun tadi sangat panik," kata Winardi.
sumber
Admin 29 Jul, 2011
--
Source: http://pangkalan-unik.blogspot.com/2011/07/waspadalah-penipuan-berdalih-anak-anda.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
--
Source: http://www.menjelma.com/2011/07/waspadalah-penipuan-berdalih-anak-anda.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com
ARTIKEL TERKAIT:
0 komentar:
Posting Komentar